Thursday, October 20, 2016

Keep Spirit

teruslah belajar.......banyak orang merugi karena banyak orang yang tidak tau tentang apa yang belum mereka ketahui,
Baca Selengkapnya → Keep Spirit

Thursday, October 13, 2016

Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), Pengertian dan Jenis

Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), pengertian Bahan Berbahaya dan Beracun, dan jenis macam B3. Dalam kehidupan sehari-hari, disadari atau tidak, kita sering bersinggungan dengan berbagai bahan berbahaya dan beracun. Tanpa kita mengenal pengertian, jenis dan cara pengelolaannya dengan benar, akan memberikan dampak yang berkepanjangan dan beruntun terhadap manusia dan lingkungan.
Pengertian B3 atau Bahan Berbahaya dan Beracun menurut OSHA (Occupational Safety and Health of the United State Government) adalah bahan yang karena sifat kimia maupun kondisi fisiknya berpotensi menyebabkan gangguan pada kesehatan manusia, kerusakan properti dan atau lingkungan.
Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun, B3 didefinisikan sebagai bahan yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.
Mengingat penting dan dampaknya Bahan Berbahaya dan Beracun bagi manusia, lingkungan, kesehatan, dan kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya, pemerintah melakukan pengaturan ketat. Pengaturan pengelolaan B3 ini meliputi pembuatan, pendistribusian, penyimpanan, penggunaan, hingga pembuangan limbah B3.
Simbol Bahan Berbahaya dan Beracun
Simbol Bahan Berbahaya dan Beracun

Jenis dan Penggolongan Bahan Berbahaya dan Beracun

Pemerintah Indonesia telah menerbitkan beberapa peraturan terkait pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun. Peraturan-peraturan tersebut berisikan bagaimana pengelolaan B3 dan tentunya jenis-jenis dan pengelompokkan (penggolongan) Bahan Berbahaya dan Beracun.
Salah satu peraturan yang mengatur pengelolaan B3 adalah Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun. Dalam PP ini, B3 diklasifikasikan menjadi :
  1. Mudah meledak (explosive), yaitu bahan yang pada suhu dan tekanan standar (25 0C, 760 mmHg) dapat meledak atau melalui reaksi kimia dan atau fisika dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan di sekitarnya.
  2. Pengoksidasi (oxidizing), yaitu bahan yang memiliki waktu pembakaran sama atau lebih pendek dari waktu pembakaran senyawa standar.
  3. Mangat mudah sekali menyala (extremely flammable), yaitu B3 padatan dan  cairan yang memiliki titik nyala di bawah 0 derajat C dan titik didih lebih rendah atau sama dengan 35 0C.
  4. Sangat mudah menyala (highly flammable), yaitu bahan yang memiliki titik nyala 0-210C.
  5. Mudah menyala (flammable).
  6. Amat sangat beracun (extremely toxic);
  7. Sangat beracun (highly toxic);
  8. Beracun (moderately toxic), yaitu bahan yang bersifat racun bagi manusia dan akan menyebabkan kematian atau sakit yang serius apabila masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan, kulit atau mulut.
  9. Berbahaya (harmful), yaitu bahan baik padatan maupun cairan ataupun gas yang jika terjadi kontak atau melalui inhalasi ataupun oral dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan sampai tingkat tertentu.
  10. Korosif (corrosive), yaitu bahan yang menyebabkan iritasi pada kulit, menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja SAE 1020 dengan laju korosi lebih besar dari 6,35 mm/tahun, atau mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk B3 bersifat asam dan sama atau lebih besar dari 12,5 untuk yang bersifat basa.
  11. Bersifat iritasi (irritant), yaitu bahan padat atau cair yang jika terjadi kontak secara langsung, dan apabila kontak tersebut terus menerus dengan kulit atau selaput lendir dapat menyebabkan peradangan.
  12. Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment), yaitu bahaya yang ditimbulkan oleh suatu bahan seperti merusak lapisan ozon (misalnya CFC), persisten di lingkungan (misalnya PCBs), atau bahan tersebut dapat merusak lingkungan.
  13. Karsinogenik (carcinogenic), yaitu bahan yang dapat menyebabkan sel kanker.
  14. Teratogenik (teratogenic), yaitu bahan yang dapat mempengaruhi pembentukan dan pertumbuhan embrio.
  15. Mutagenik (mutagenic), yaitu bahan yang menyebabkan perubahan kromosom (merubah genetika).
Jenis dan klasifikasi Bahan Berbahaya dan Beracun juga diuraikan dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 453/Menkes/Per/XI/1983. Dalam Kepmenkes ini B3 dikelompokkan dalam 4 klasifikasi yaitu :
  1. Klasifikasi I, meliputi :
    1. Bahan kimia atau sesuatu yang telah terbukti atau diduga keras dapat menimbulkan bahaya yang fatal dan luas, secara langsung atau tidak langsung, karena sangat sulit penanganan dan pengamanannya;
    2. Bahan kimia atau sesuatu yang baru yang belum dikenal dan patut diduga menimbulkan bahaya.
  2. Klasifikasi II, meliputi :
    1. Bahan radiasi;
    2. Bahan yang mudah meledak karena gangguan mekanik;
    3. Bahan beracun atau bahan lainnya yang mudah menguap dengan LD50 (rat) kurang dari 500 mg/kg atau yang setara, mudah diabsorpsi kulit atau selaput lendir;
    4. Bahan etilogik/biomedik;
    5. Gas atau cairan beracun atau mudah menyala yang dimampatkan;
    6. Gas atau cairan atau campurannya yang bertitik nyala kurang dari 350C;
    7. Bahan padat yang mempunyai sifat dapat menyala sendiri.
  3. Klasifikasi III, meliputi :
    1. Bahan yang dapat meledak karena sebab-sebab lain, tetapi tidak mudah meledak karena sebab-sebab seperti bahan klasifikasi II;
    2. Bahan beracun dengan LD50 (rat) kurang dari 500 mg/kg atau setara tetapi tidak mempunyai sifat seperti bahan beracun klasifikasi II;
    3. Bahan atau uapnya yang dapat menimbulkan iritasi atau sensitisasi, luka dan nyeri;
    4. Gas atau cairan atau campurannya dengan bahan padat yang bertitik nyala 350Csampai 600C;
    5. Bahan pengoksidasi organik;
    6. Bahan pengoksidasi kuat;
    7. Bahan atau uapnya yang bersifat karsinogenik, tetratogenik dan mutagenik;
    8. Alat atau barang-barang elektronika yang menimbulkan radiasi atau bahaya lainnya.
  4. Klasifikasi IV, yaitu :
    1. Bahan beracun dengan LD50 (rat) diatas 500 mg/kg atau yang setara;
    2. Bahan pengoksid sedang;
    3. Bahan korosif sedang dan lemah;
    4. Bahan yang mudah terbakar.
Selain itu penggolongan bahan berbahaya dan beracun dapat dilihat juga pada SK Menteri Perindustrian No. 148/M/SK/4/1985 dan Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 187/1999.
Untuk mengenali masing-masing jenis Bahan Berbahaya dan Beracun tersebut biasanya disertakan gambar atau logo pada kemasannya. Pemberian simbol Bahan Berbahaya dan Beracun ini, yang terbaru, diatur oleh Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 14 Tahun 2013 tentang Simbol dan Label Limbah B3. Simbol atau lambang B3 yang digunakan adalah sebagaimana gambar ilustrasi di atas.
Baca Selengkapnya → Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), Pengertian dan Jenis

Monday, October 10, 2016

Cara Mengutip Untuk Referensi

Referensi adalah bagian utama untuk validitas sebuah karya ilmiah. Mengingat sumber yang menjadi pemikiran dan ide dalam karya ilmia berasal dari karya tulis orang lain maka perlu dilakukan penulisan referensi yang biasanya disebut sebagai daftar pustaka. berikut ini cara penulisan daftar pustaka menurut standar harvard
  1. sumber artikel dalam jurnal

  • apabila sumber diperoleh dari artikel didalam journal (bukan jurnal elektronik)maka pada daftar pustaka ditulis
Huffman, LM 1996, ‘Processing whey protein for use as a food ingredient’, Food Technology, vol. 50, no. 2, pp. 49-52.
pada teks dapat ditulis:
Huffman (1996) expanded on the theory …
atau
… uses for whey protein (Huffman 1996).

  • apabila diperoleh dari jurnal elektronik yang menggunakan pernomoran halaman maka penulisan sebagai berikut:
Daniel, TT 2009, ‘Learning from simpler times’, Risk Management, vol. 56, no. 1, pp. 40-44, viewed 30 January 2009, <http://proquest.umi.com/&gt;.
pada teks dapat ditulis:
… changes in resource management (Daniel 2009)
apabila artikel diperoleh dari sebuah database maka cukup dengan menuliskan URL situs database tersebut

  • apabila diperoleh dari jurnal elektronik yang tidak menggunakan pernomoran halaman maka penulisan sebagai berikut:
pada teks dapat ditulis:
… the discipline of art history (Donahue-Wallace & Chanda 2005)

  1. sumber buku

  • contoh penulisan untuk pengutipan dari buku
Bernstein, D 1995, ‘Transportation planning’, in WF Chen (ed.), The civil engineering handbook, CRC Press, Boca Raton, pp. 231-61.
pada teks dapat ditulis: …Bernstein (1995) explained intelligent traffic flows.

  1. Sumber artikel dari proceeding (seminar, workshop)

  • standar penulisan kutipan yang bersumber dari proceeding
Bourassa, S 1999, ‘Effects of child care on young children’, Proceedings of the third annual meeting of the International Society for Child Psychology, International Society for Child Psychology, Atlanta, Georgia, pp. 44-6.
pada teks dapat ditulis: Bourassa (1999) emphasised …

  1. sumber online (seperti Wikipedia).

  • apabila web page mencantumkan nama penulis maka penulisan sebagai berikut
Albanese, A 2009, Fairer compensation for air travellers, media release, 29 January, Minister for Infrastructure, Transport, Regional Development and Local Government, viewed 30 January 2009, <http://www.minister.infrastructure.gov.au/aa/releases/2009/
January/AA007_2009.htm>.
pada teks dapat ditulis : … this agreement (Albanese 2009)

  • apabila sumber web merupakan sebuah web organisasi atau perusahaan maka penulisan sebagai berikut
University of Queensland Library 2009, Mechanical engineering subject guide, University of Queensland Library, viewed 6 February 2009, <http://www.library.uq.edu.au/findits/findit.php?title=Mechanical+Engineering&gt;.
pada teks dapat ditulis: … in this subject guide (University of Queensland Library 2009)

  • apabila tidak tercantum tanggal unggah/publikasi maka penulisan sebagai berikut
Bliss, SE n.d., The effect of emotional intelligence on a modern organizational leader’s ability to make effective decisions, viewed 10 February 2008, <http://eqi.or/mgtpaper.htm&gt;.
pada teks dapat ditulis: … it has been argued that emotional intelligence is a combination of competencies (Bliss n.d.)
Baca Selengkapnya → Cara Mengutip Untuk Referensi

Sunday, October 9, 2016

Tata Cara Penulisan Daftar Pustaka

a. Artikel/paper dari sebuah jurnal.
  1. Nama akhir/keluarga penulis pertama, nama kecil/depan, nama akhir/ keluarga penulis kedua, nama kecil/depan, dan nama penulis selanjutnya. Semua nama penulis harus ditulis disini. Nama kecil/depan bisa ditulis lengkap atau hanya inisialnya saja.
  2. Tahun penerbitan/ publikasi ditulis dalam kurung.
  3. Judul artikel/paper dicetak miring/italic dengan title case.
  4. Judul jurnal, dicetak tebal.
  5. Nomor volume dari jurnal.
  6. Nomor jurnal.
  7. Nomor halaman dari artikel tersebut di dalam jurnal.
    1. Antara satu hal dengan hal lainnya dipisahkan dengan tanda koma, dan pada akhir suatu referensi diberi tanda titik.
    2. Apabila referensi tersebut ditulis lebih dari satu baris, maka baris kedua dan berikutnya ditulis menjorok 1 cm ke dalam. Jarak antara satu referensi ke referensi berikutnya adalah 1 spasi.
Contoh:
Neuman, S.P. (1980a), A Statistical Approach to the Inverse Problem of Aquifer Hydrology, 3, Improved Solution Method and Added Prespective, Water Resources Research, Vol. 16, No. 2, hal. 331-346.
Neupauer, R.M. dan Wilson, J.L. (2001), Adjoint-Derived Location and Travel Time Probabilities for a Multidimensional Groundwater SystemWater Resources Research, Vol. 38, No. 6, hal. 1657-1668.
Catatan: penambahan huruf “a” setelah tahun untuk menunjukkan cara menuliskan referensi apabila seorang penulis menulis lebih dari 1 pustaka pada tahun yang sama. Untuk pustaka yang berikutnya (penulis yang sama pada tahun yang sama) ditambah dengan huruf b, c, dan seterusnya.
b. Buku.
  1. Nama pengarang dan tahun publikasi sama dengan item a.i dan a.ii di atas.
  2. Judul buku dicetak miring/italic dengan title case.
  3. Nomor volume dari buku (jika ada).
  4. Edisi penerbitan.
  5. Nama penerbit.
  6. Kota tempat diterbitkan.
Contoh:
Todd, K.D dan Mays, LW, (2005), Groundwater Hydrology, 3rd edition, John Wiley & Sons, Inc., New York.
c. Artikel/paper dalam sebuah buku yang ditulis/dirangkum oleh editor.
  1. Nama pengarang, tahun publikasi, dan judul artikel/paper sama dengan item a.i, a.ii, dan a.iii di atas.
  2. Judul buku, didahului oleh kata in atau dalam, dicetak tebal.
  3. Nomor volume dari buku (jika ada).
  4. Edisi penerbitan.
  5. Nama editor, didahului dengan ed. atau eds. bila lebih dari satu editor.
  6. Nama penerbit.
  7. Kota tempat diterbitkan.
viii.  Nomor halaman dari artikel tersebut di dalam buku.
Contoh:
Hall, J.E. (1992), Treatment and Use of Sewage Sludge, dalam the Treat-ment and Handling of Wastes, eds. Bradshaw, A.D., Southwood, R., dan Warner, F., Chapman and Hall, London, hal. 63-82.
d. Artikel/paper dalam sebuah buku prosiding/proceeding (kumpulan makalah dari suatu seminar/conference).
  1. Nama pengarang, tahun publikasi, dan judul artikel/ paper sama dengan item a.i, a.ii, dan a.iii di atas.
  2. Tulisan prosiding/proceeding diikuti dengan nama konferensi dan nomor konferensinya (pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya), dicetak tebal.
  3. Nama editor, didahului dengan ed. atau eds. Bila lebih dari satu editor.
  4. Penyelenggara seminar/conference.
  5. Kota tempat penyelenggaraan.
  6. Nomor halaman dari artikel/paper tersebut di dalam prosiding.
Contoh:
Neuman, S.P. (1980), Adjoint-State Finite Element Equations for Parameter EstimationProceedings of Third International Conference on Finite Elements in Water Resources, Eds: Wang, S. Y. et al., University of Mississippi, Mississippi, hal. 189-215.
e. Proyek/project (student’s final project).
  1. Nama pengarang dan tahun publikasi sama dengan item a.i dan a.ii di atas.
  2. Jenis project, dicetak tebal.
  3. Nama perguruan tingginya.
  4. Kota tempat penyelenggaraan.
Contoh:
Cox, M.J.M. (1994), Improvemant of a Hang-Glider’s Stall Characteris-ticsMechanical Engineering Project, School of Engineering, The University of Middletown, Middletown.
f. Skripsi dan Tesis/thesis dan disertasi/dissertation.
  1. Nama pengarang, tahun publikasi, dan judul artikel sama dengan item a.i, a.ii, dan a.iii di atas.
  2. Tulis: Skripsi/Tesis/dissertasi Ph.D/Master/Magister, dicetak tebal.
iii.  Nama perguruan tinggi.
iv.  Kota tempat perguruan tinggi tersebut.
Contoh:
Mardyanto, M.A. (2004), A Solution to an Inverse Problem of Groundwater Flow Using Stochastic Finite Element MethodTesis Ph.D., University of Ottawa, Ottawa.
g. Standar teknis/engineering standard.
  1. Nama pengarang, tahun publikasi, dan judul artikel sama dengan item a.i, a.ii, dan a.iii di atas.
  2. Nama penerbit.
  3. Kota tempat diterbitkan.
Contoh:
ACI Committee 318 (1989), Building Code Requirements for Reinforced Concrete and Commentary, American Concrete Institute, Detroit.
h. Dokumen pemerintah/badan dunia.
  1. Nama pengarang, tahun publikasi, dan judul artikel sama dengan item a.i, a.ii, dan a.iii di atas.
  2. Volume atau nomor (jika ada).
  3. Nama penerbit.
  4. Kota tempat diterbitkan.
Contoh:
World Health Organization (1976), Manual of the Statistical Clasification of Deseases, Injury, and causes of Death: Based on the Recomendation of the 9th Revision Conference, 1975 and Adopted by the 29th World Health Assembly, Vol. 1, WHO, Geneva.
i. Komunikasi pribadi.
Komunikasi pribadi tidak diperkenankan dimasukkan dalam daftar referensi.
j. Bahan kuliah/Handouts.
  1. Nama pengarang, tahun publikasi sama dengan item a.i, dan a.ii di atas.
  2. Judul topik handouts, dicetak miring.
  3. Tulisan: lecture handout/bahan kuliah, dicetak tebal.
  4. Nama mata kuliah, dicetak tebal.
  5. Nama perguruan tinggi.
  6. Kota tempat perguruan tinggi tersebut.
Contoh:
Seidel, R. (1996), RoboticsLecture handout: Engineering and Society, the University of Middletown, Middletown.
k. Petunjuk praktikum/laboratory manual.
  1. Nama pengarang, tahun publikasi sama dengan item a.i, dan a.ii di atas.
  2. Nama dari kegiatan laboratorium/ praktikum, dicetak miring.
  3. Tulisan: laboratory manual/ petunjuk praktikum, dicetak tebal.
  4. Nama perguruan tinggi.
  5. Kota tempat perguruan tinggi tersebut.
Contoh:
Hermana, J., Tangahu, B.V., dan Samodra, A. (2003), Metoda Analisa Pencemar LingkunganPetunjuk Praktikum, Jurusan Teknik Lingkungan FTSP-ITS, Surabaya.
l. Artikel/ paper dari Internet.
Sampai sekarang belum ada konvensi tentang penulisan daftar pustaka dari sumber Internet. Namun untuk bijaknya jangan memasukkan bahan ini dalam referensi suatu karya ilmiah. Suatu contoh penulisan darta pustaka dari sumber Internet disajikan di bawah ini.
Contoh:
Internet News Group Comp. Compression (1995), Frequently Asked Question Part I, Subject (17): What is the State of Fractal Image Compression?, Entry from Mair, P. mair@Zariski.harvard.edu.
Baca Selengkapnya → Tata Cara Penulisan Daftar Pustaka